Arsip Blog

Senin, 25 November 2019

Syair Ranub (sirih) sebagai Simbol Masyarakat Aceh



Ranub (sirih) merupakan suatu simbol yang sangat penting bagi masyarakat Aceh. Ranub pada era lampau hingga 70an sebagai bagian yang dimakan juga sebagai tanda pehormatan. Ranub biasanya disuguhkan pertama sekali di saat seseorang bertamu ke rumah orang lain, penyajian ranub sebagai tanda pemilik rumah bersedia menjamu tamu yang datang ke rumahnya. ranub disajikan sebagai pembuka pembicaraan setelah tamu di persilahkan masuk dan duduk. Selain dari itu, Ranub juga digunakan sebagai tanda pengikat janji. Hal ini yang masih dilakukan di saat prosesi perkawinan. Seorang laki-laki yang akan melamar seorang perempuan akan membawa keluarga serta perangkat desa sebagai kesungguhan laki-laki tersebut ingin mengawininya secara sah. Salah satu bawaan yang diberikan adalah ranub di taruh dalam cerana beserta dengan cincin emas seberat 2 mayam. Adat ini disebut dengan pekong haba (mengikat janji).
Ranub juga digunakan di saat seorang linto baro (Pengantin laki-laki) yang berkunjung ke rumah dara baro (pengantin perempuan). Ranub di tempatkan pada rombongan barisan kedua. Bagian ini merupakan para tokoh adat ureung inong. Ureung inong berperan terdiri dari beberapa orang tokoh adat perempuan yang membawa batee ranub (cerana), setiba di depan pintu masuk rumah dara baro akan melakukan penyerahan prosesi penyerahan batee ranub (cerana).



Setyantoro mengemukakan bahwa budaya makan ranub hidup di Asia Tenggara khususnya Aceh yang terletak di Indonesia. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat bahwa pembesar negara, serta kalangan istana.[1] Budaya sirih telah dilakukan dari masa silam, lebih dari 3000 tahun yang lampau, hingga saat ini. Apabila kita menengok masa lalu, orang tua Aceh mempunyai tradisi “makan sirih” atau “menyirih”.[2] Namun, dalam pelaksanaan upacara intat linto sebagai perlambangan menukar barang bawaan sebagai ikatan persaudaraan. [3] Ranub yang di dalamnya berisi biji pinang, gambir dan sedikit kapur ranub diyakini mampu memperkuat gusi pada gigi. Masyarakat Aceh meyakini ranub memiliki nilai yang tinggi dan berperan penting khususnya pada upacara pertunangan dan perkawinan pada masyarakat Aceh.[4] Selain dari itu juga dapat menjaga kesehatan tubuh.[5]
Ranub merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Aceh. Pentingnya ranub dalam kehidupan sehari-hari diaktualisasikan di dalam bentuk syair Aceh.
“Asalammualaikum jame baroe troh tamong jak piyoh duk ateuh tika.
 Salaeum kamoe bri bapak neusambot bek neduek ulua tika.
 Mulia mulia wareh ranub lampuan mulia mulia rakan mameh suara.
 Ranub kamoe bri bapak neu pajoh hana kamo boh racon ngon tuba.

Arti dan makna syair di atas sebagai berikut.
(Asalammualaikum tamu telah sampai silahkan masuk ke dalam rumah dan duduk di atas tikar yang telah kami sediakan. Makna yang terkandung dalam syair di atas Asalammualaikum merupakan salam yang disampaikan seseorang kepada yang sedang bertemu atau tamu ke tempat seseorang, serta mempersilahkan para tamu untuk masuk ke dalam rumah yang telah kami persiapkan dan menjamu kedatangan anda (tamu) dan duduk di atas tikar sebagai tanda keiklasan kami menerima anda di rumah kami.
Salam yang kami sampaikan wajib dibalas dan jangan duduk di luar pekarangan rumah. Salam yang di sampaikan merupakan hal yang wajib hukumnya dalam Islam untuk menjawab wa’alaikum salam hal tersebut merupakan perintah agama. Tamu bagi orang Aceh sangat di muliakan sehingga apabila berlama-lama berdiri di depan pintu menjadikan aib bagi pemilik rumah yang di kunjunggi.
Memuliakan saudara (tetangga) dengan ranub dalam cerana memuliakan tamu dengan suara lemah lembut. Menyajikkan ranub dalam cerana merupakan salah satu memuliakan tamu dan sanak saudara, beserta bertutur sapa dengan lemah lembut agar kenyamanan dapat dirasakan selama berkunjung.
Ranub yang kami sajikan silahkan bapak-bapak (tamu) cicipi tidak kami taruh racun dan meracuni hadirin sekalian. Ranub yang telah disajikan janganlah berprasangka ada racun atau pemilik rumah untuk meracuni tamunya silahkan menikmatinya suguhan pemilik rumah dan jangan khawatir akan keberadaan anda (tamu) kami jamin akan keselamatan serta pelayanannya.


Ranub bagi orang Aceh memiliki peran yang penting sebagai menyampaikan suatu pesan. hal tersebut, merupakan sebagai bahasa non verbal yang digunakan sebagai penganti kata-kata yang banyak. Ranub sebagai bahasa simbolik yang sangat kuat agar maksud dan tujuan yang dimilikinya dapat dipenuhi oleh orang lain. suatu kondisi yang mengguanakan ranub sebagai tanda komitmen seseorang serta siap menjalankan sesuatu sesuai dengan adab masyarakat Aceh. selain dari itu, ranub juga di kaitkan dengan kesan etika serta pengetahuan Islam. 



[1]Setyantoro seperti dikutip oleh Rina Muslimah, “Proses Pembuatan Ranub Kreasi pada Masyarakat Aceh saat Intat Linto dan Tueng Dara Baroe di Tanjung Selamat Darussalam Aceh Besar”, dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 1, Nomor 1:84-92 Februari 2016 https://media.neliti.com diunduh 10 Juni 2018.
[2]Rina Muslimah, “Proses Pembuatan Ranub Kreasi pada Masyarakat Aceh saat Intat Linto dan Tueng Dara Baroe di Tanjung Selamat Darussalam Aceh Besar”, dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 1, Nomor 1:84-92 Februari 2016 https://media.neliti.com diunduh 10 Juni 2018.
[3]Wawancara dengan Badruzzaman Ismail tanggal 08 Mei 2018 di Kantor Majelis Adat Aceh, diijinkan untuk dikutip.
[4]Yusuf seperti dikutip oleh Rina Muslimah, “Proses Pembuatan Ranub Kreasi pada Masyarakat Aceh saat Intat Linto dan Tueng Dara Baroe di Tanjung Selamat Darussalam Aceh Besar”, dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Volume 1, Nomor 1:84-92 Februari 2016 https://media.neliti.com diunduh 10 Juni 2018.
[5]Wawancara dengan Badruzzaman Ismail tanggal 08 Mei 2018 di Kantor Majelis Adat Aceh, diijinkan untuk dikutip.

Kumpulan Metode Penelitian untuk Musik Aceh

  Klasifikasi merupakan mengenal ciri khas atau pembagian kelompok permasalahan   dari suatu objek sehingga kita akan menjadikan objek ter...

popular post